TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memilih Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, sebagai ibu kota baru.
“Resiko bencana minimal, baik bencana banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, gunung berapi, dan tanah longsor,” kata Jokowi dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin, 26 Agustus 2019.
Namun dalam catatan selama ini, salah satu lokasi, yaitu Kabupaten Penajam Paser Utara, ternyata tidak sepenuhnya lepas dari bencana alam. Terhitung, beberapa kali kebakaran hutan terjadi di Penajam. Tak hanya itu, longsor pun kerap terjadi di sana.
Pada September 2018, sekitar 188 hektare lahan gambut di Kecamatan Penajam terbakar selama enam bulan lamanya. Kebakaran ini baru mereda sekitar Maret 2019.
Lalu Juli 2019, kebakaran hutan menghanguskan empat hektare lahan di wilayah RT 19 Desa Babulu Darat, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam. "Kebakaran hutan dan lahan terjadi sekitar pukul 22.00 Wita," kata Nurlaila kepada Antara, Kamis, 4 Juli 2019.
Lokasi kebakaran hutan dan lahan tersebut, menurut dia, tidak jauh dari pabrik sawit PT Sumber Bunga Sawit Lestari di wilayah Kecamatan Babulu. Pemadaman kebakaran lahan semak belukar tersebut dilakukan secara manual karena lokasinya sangat sulit untuk dijangkau mobil tangki atau pemadam kebakaran.
Sebulan kemudian, Agustus 2019, BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara kembali memantau empat titik panas di wilayah ini. Menurut Nurlaila, mayoritas titik panas yang terpantau tersebut berada di wilayah Lawe-Lawe, Girimukti dan Sepaku.